Suatu proses pemilihan yang memanfaatkan teknologi secara
elektronik baik dalam proses pendaftaran pemilih, identifikasi pemilih,
pemungutan suara dan kalkulasi suara, maupun secara partial pada salah satu
proses saja (meskipun tentunya harus diperhatikan secara komplit penggunaan
teknologi tersebut).
Bruce Scheneir (2004) mengatakan bahwa ada 4 komponen yang
paling utama dalam teknologi pemilu (voting) yaitu:
1. Anonimitas (Penjagaan secara otomatis oleh sistem
terhadap identitas pemilih dalam bentuk alias, sehingga prinsip kerahasian
pilihannya terjamin).
2. Skalabilitas (kapasitas sistem yang mampu menampung
lonjakan beban dalam proses penggunaan dengan sumber daya yang minimal).
3. Kecepatan (kemampuan sistem untuk menyimpan,
mengkalkulasi, menampilkan dalam hal proses data dari saat mendapatkan input
sampai menghasilkan output)
4. Akurasi (Penjagaan secara otomatis oleh sistem terhadap
kualitas dan kuantitas data yang merepresentasikan fakta yang sebenarnya di
lapangan sekaligus dalam masa tertentu)
Meskipun ada sedikit tambahan dari Cetinkaya bersaudara
(2007), dalam hal 'Ketahanan' (kemampuan sistem untuk mencegah akses ilegal
dari luar maupun menghindari sistem error dari dalam) dan 'Verifikasi'
(kemampuan sistem mengidentifikasi pemilih' dan 'Validasi' (kemampuan sistem
membuktikan hasil secara sistematis) serta 'Kenyamanan' (sistem menawarkan
akses yang mudah baik dari interface, timeframe maupun dari sisi ergonomik)
Sejarah Mesin Pemilu
Gritzalis (2003) mengatakan ada lebih kurang 5 kelas untuk
mesin teknologi pemilu yang digunakan sekarang (meskipun sekarang bisa jadi
lebih tapi secara umum masih dalam kelas yang sama), antara lain:
1. Hand counted paper ballots
Ya cara perhitungan manual yang perlu ada saksi, masuk ke
dalam teknologi pemilu secara tradisional, karena toh pada akhirnya hasil
perhitungannya biasanya juga dimasukkan ke dalam komputer. Yah meskipun cara
ini banyak minusnya, namun secara 'verifikasi', cara ini adalah yang paling
ampuh terutama untuk pembuktian di pengadilan meskipun biaya yang ditanggung
begitu dan sangat besar. Meskipun cara ini bisa digolongkan primitif, namun ada
teknik2 yang digunakan untuk memudahkan proses perhitungan, terutamanya ketika
pilihan yang harus dipilih oleh pemilih banyak, seperti piles of ballot
(pembagian menjadi beberapa kategori), tally sheet with row squares (pembagian
dengan menggunakan tabel), tally strokes (menggunakan pencil atau alat2
lainnya) dan n-ballot batches counting (membagikan perhitungan berdasarkan
jumlah tertentu pada amplop)
2. Gear - Lever voting machines
Lebih maju sedikit dari yang pertama, teknologi ini lebih
menitikberatkan kepada proses pemanfaatan tuas dan juga roda gigi. Mudahnya
teknologi ini seperti kalau kita nonton pilem terus ada adegan buka gerbang,
nah gerbangnya diganti dengan proses menandai pilihan (gak tahu nyambung atau
enggak). Meskipun dapat mengurangi biaya kertas, namun disatu sisi sistem ini
ada 2 kekurangan yang fatal yaitu dari sisi 'back up' data dan 'kompleksitas'
3. Punched card ballots
Sebenarnya gak beda jauh dengan yang manual kalau
menggunakan tambahan optical scan pada proses kalkulasinya, yang membedakan,
teknologi ini menggunakan kartu khusus yang dilobangi dengan alat sehingga
proses perhitungannya menjadi lebih cepat, sekaligus memudahkan proses verifikasi
4. Optical mark-sense ballots
Untuk memudahkan proses perhitungan, biasanya ada teknologi
tambahan yaitu optical scan, yang menggantikan 2 teknologi sebelumnya yang
banyak kekurangannya; hampir sama dengan teknologi yang digunakan pada saat
kita menghadapi ujian, ya seperti UAN, jadinya kertas2 yang udah dilingkari
tadi kemudian dihitung secara otomatis dengan mesin.
5. Direct-recording electronic (DRE) voting machines.
Pastinya udah dapat gambarankan bagaimana proses
perhitungannya, teknologi ini memanfaatkan element 'assistive', yang menuntut
pemilih dari secara step-by-step untuk memilih, tentunya mesin ini membutuhkan
memory untuk menyimpan data pemilih, serta mampu mencetak hasil pilihan
(terdokumentasi)
Kelebihan Pemilu Elektronik
1. Perkiraan budget kasar dimana Pemilu 2009 (24 trilyun)
bisa dihemat menjadi (1.5 trilyun), jikalau nantinya Pemilu berikutnya (ntah
kapan) menggunakan sistem e-voting (BPPT)
2. Proses pemilihan menjadi lebih singkat, dimana pemilih
hanya memerlukan waktu sekitar 6-45 detik utk memilih (BPPT)
3. Kapasitas yang golput juga akan berkurang, kepercayaan
masyarakat bakal meningkat sekitar hingga 40% untuk memilih serta penurunan
budget hingga 60% (Antara).
4. Tentunya juga waktu untuk perhitungan total suara
nasional bakal menjadi lebih singkat menjadi sekitar 1-3 hari saja mengetahui
hasil keseluruhan, contoh: Pemilu di USA.
5. Studi kasus yang banyak terutama di eropa dan amerika,
bahkan filipina menjadi leading implementasi e-voting di Asia tenggara
Beberapa Permasalahan Penerapan Teknologi
sekarang ini menurut perspektifku, hal yang harus
diperhatikan sebelum penerapan teknologi pemilu elektronik terutama dalam
masalah privasi, adalah:
1. Kesepahaman atau standar privasi yang berupa kebijakan
dalam regulasi pemerintah, seperti contoh para artis yang terlibat duel
mematikan dengan wartawan, disatu sisi artis menganggap wartawan sudah
melanggar privasi mereka, sedangkan disatu sisi yang lain, wartawan merasa dia
cuma berusaha mengabarkan apa adanya sesuai tuntutan profesi. Kalau tidak ada
kesepakatan akan terjadi gap antara perspektif pemilih dengan pemerintah.
Tentunya prosedur mengenai implementasi pemilu elektronik juga jangan
diketepikan.
2. Tingkat kepercayaan pemilih juga harus diperhatikan
karena perdagangan elektronik yang marak dilakukan oleh kita di Internet dengan
mengumbar data-data yang kadang2 malah merugikan kita pada akhirnya, meskipun
niatnya baik yaitu menumbuhkan kepercayaan antara penjual dan pembeli, cth:
spam, traficking, pelecehan, dll, sehingga ada kecenderungan yang menganggap
bahwa pemilu elektronik sama tidak amannya dengan elektronik transaksi.
3. Penyalahgunaan data2 pelanggan oleh provider juga kerap
terjadi, terutamanya penjualan data2 kepada lembaga2 tertentu, utk menghitung
statistik, mengetahui trend, penawaran kartu kredit, dll, yang kemungkinan juga
bisa dimanfaatkan oleh pihak lain secara tidak baik, seperti mengambil pulsa
secara tidak sah, transfer uang ke anonymous rekening, penipuan, dll.
4. Akurasi data dari data pemilih juga hal yang penting,
karena udah bukan rahasia lagi kalau ternyata banyak pemilih ganda, pemilih
yang mati namun tetap terdaftar, pemilih yang tidak memenuhi kriteria dan lain
sebagainya, serta tentunya apa yang dipilih harus 'benar' sesuai dengan
kenyataan, jangan sampai ada celah yang dimanfaatkan, tentunya proses testing
dilakukan oleh independen.
5. Masalah autentikasi pemilih serta keamanan dan proteksi
data adalah hal penting lainnya, yaitu pada saat identifikasi pemilih, mungkin
pada saat ini kita akan merindukan jaman2 mencelupkan tangan ke tinta.
6. Hubungan antara konten pemilih dengan identitas pemilih
yang selayaknya dihilangkan atau minimal dienkripsi sehingga tidak mudah untuk
melacak siapa sih yang memilih ini atau itu. Ada banyak solusi yang dtawarkan,
bisa dengan 'blind signature', 'confirmation numbers', 'identity based
cryptography', dll
SUMBER : http://www.kaskus.co.id/thread/537aea260d8b46c4238b4590/?ref=homelanding&med=hot_thread
Tidak ada komentar:
Posting Komentar