Minggu, 13 April 2014

Sandal Jepit

Sandal jepit memang alas kaki yang murah dan tidak banyak dikomplain oleh konsumen, sampai sekarang lembaga konsumen Indonesia tidak pernah menerima keluhan tentang sandal jepit yang putus, lepek, maupun tentang frekuensi kehilangannya.. Coba deh, apa pernah denger ada yang komplain?


Sejarah Sandal Jepit

Kita semua udah nggak asing lagi dengan sandal jepit, karena benda ini begitu dekat dengan aktivitas sehari-hari kita. Sandal jepit yang kita kenal saat ini adalah sandal berwarna-warni dari karet atau karet sintetis. Tali sandal berbentuk huruf "v" menghubungkan bagian depan dan bagian belakang sandal. Bagian bawah sandal umumnya rata (tidak memiliki hak), sedangkan bagian atas sandal tidak memiliki penutup. Sandal jepit dipakai dengan meletakkan poros bagian depan tali sandal di antara ibu jari dan telunjuk kaki, sehingga tidak terlepas sewaktu dipakai berjalan. Selain dipakai di dalam ruang atau kamar mandi, sandal jepit digunakan di luar rumah pada kesempatan tidak resmi, dan kegiatan rekreasi seperti di pantai atau kolam renang.

Sandal adalah alas kaki yang mungkin sudah dikenal manusia sejak zaman Mesir Kuno. Di zaman kuno, orang India, Assyria, Romawi, Yunani, dan Jepang juga mengenakan sandal. Menurut sumber, dalam perkembangan sejarah umat manusia, sandal berbarengan dengan jaman logam. Terutama setelah diciptakannya paku, karena saat itu sering terjadi kecelakaan (kaki tertusuk paku) sehingga diciptakan lah sandal, sebagai pelindung kaki.

Walaupun bentuknya sederhana tetapi sandal jepit melalui sejarah yang panjang tak banyak yang tahu perkembangan sandal jepit hingga seperti saat ini. Berikut adalah cuplikan singkat sejarah sandal jepit hingga familier seperti sekarang ini:

Era Mesir
Sandal pertama yang diciptakan manusia berasal dari Mesir. Sandal itu terbuat dari kayu dan daun papirus. Untuk mencetak sol sandal, mereka mencetak bentuk kaki di atas pasir pantai.


Era Yunani
Modelnya disesuaikan dengan kegiatan yang mereka lakukan, seperti untuk jalan-jalan, pesta, atau dipakai di rumah. Sandal bagi bangsa Yunani juga mencerminkan status dan kelas sosial si pemakai. Bukan dominan sandal jepit sih, tapi cenderung ke alas kaki secara umum karena peradaban sudah semakin berkembang.


Era Romawi
Model Romawi diadopsi dan diadaptasi dari gaya sandal Yunani. Salah satu ciri khas sandal hasil modifikasi Romawi adalah penggunaan bahan kulit, tali pengikat yang dililit sampai betis, dan sol tebal dari kulit. Dengan sandal model ini (disebut caligae), para prajurit Romawi atau gladiator bisa berperang dengan nyaman dan bebas. Kaum perempuan zaman Romawi umumnya memakai sandal dari kain.


Era Modern hingga saat ini
Dalam perkembangannya, yang paling berperan adalah Jepang. Alas atau sol sandal dibuat dari gabus. Bagian penutupnya dari kulit yang dijahit dengan bagian atasnya. Bagian jari kaki dibiarkan terbuka, dilengkapi sabuk atau tali agar tak mudah lepas dari kaki pemakai. Sol sandal juga dibuat dari karet, plastik, kayu, ban bekas, anyaman tali, atau anyaman rumput. Ada pula sandal jepit atau sandal Jepang yang berwarna-warni dan terbuat dari karet atau plastik. Hingga seperti bentuk2 sekarang yang udah begitu akrab kita lihat.


Tidak terlalu jelas juga sih, tapi perkembangan di Indonesia, sandal jepit ini mungkin sudah mulai ada dari Jaman Tarumanagara, sekitar abad ke 7. Hal tersebut dibuktikan dengan penemuan batu tulis yang didalamnya ada tulisan/prasasti dan telapak kaki Raja. Telapak kaki tersebut sebenarnya adalah cetakan untuk membuat sandal raja. Sayang sekali nggak ada keterangan sandal apa yang dibuat. Tetapi yang jelas dari cetakan telapak kaki raja tidak ada tanda kaki raja pecah-pecah, berarti kaki raja sehat dan ane yakin raja sudah pakai sandal.

Hingga saat ini tak seorang pun yang berani mengklaim sebagai penemu sandal jepit. Ini sangat mengherankan, walaupun tidak sebergengsi penemuan lain seperti penemuan listrik oleh Thomas Alva Edison, sandal jepit merupakan kebutuhan sehari-hari seperti listrik. Bahkan antara sandal jepit dengan listrik ada hubungan. Kalau anda sedang memperbaiki arus listrik (kabel), harus memakai sandal jepit, kalau tidak memakai kita bisa kesetrum. 



RezaMaulana 1401123200

@R16Maulana

Tidak ada komentar:

Posting Komentar